Sancaya Rini; Populerkan Batik Dengan Pewarna Alami

 Siapa sangka, di pojok Pamulang Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terdapat sosok yang menunjukkan kecintaan pada seni dan budaya dengan tetap memperhatikan lingkungan. Dialah Sancaya Rini, pemenang KEHATI Award 2009 lewat kreasi batik dengan pewarna alami.Sancaya Rini (50) ibu rumah tangga memulai usaha kecilnya berawal dari rasa keprihatinannya terhadap masa depan anak-anak putus sekolah di sekitar lingkungan tempat tinggalnya di Pamulang, Tangerang sekitar empat tahun silam

"Intinya bagaimana supaya mereka mempunyai rasa bangga terhadap diri sendiri, tidak selalu dikucilkan oleh orang-orang, mereka itu sebenarnya hanya perlu diberi kesempatan dan menggali lagi kemampuan mereka, jadi, jangan dianggap remeh," kata ibu empat anak ini.
Foto: FirmansyahFoto: FirmansyahBerbekal sedikit ilmunya ketika mengikuti kursus batik di Museum Batik Jakarta, Ia mulai merangkul anak-anak tersebut untuk di didik dan di bina dengan mendesain batik dengan karyanya sendiri dengan tujuan agar kelak mereka dapat hidup layak dan mandiri.
Bermula dari rasa kasihan melihat anak putus sekolah di lingkungannya [FOto: Firmansyah]Wanita Lulusan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mengaku kalau membatik bukanlah salah satu hobbynya, namun, ia yakin dengan ketekunan dan kerja keras serta keikhlasan niat dapat memberikan manfaat lebih bagi dirinya, keluarganya terutama lingkungan sekitar.
Cara mewarnai batik [Foto: Firmansyah]Cara mewarnai batik [Foto: Firmansyah]"Dari 15 anak akhirnya lama kelamaan tinggal 3 orang, tapi gak apa-apa karena saya sanat menghargai keseriusan mereka untuk memiliki jalan hidup yang berebeda dengan teman-teman sebaya yang bernasib kurang baik," timpal Rini yang membuka workshop creative kanawida yang berlokasi di Jl. H. Soleh No 2 Benda Baru Pamulang Tangerang.
hasil karya sentuhan tangan binaan Rini [Foto: Firmansyah]Walaupun termasuk kategori usaha skala rumahan, namun, ia mencoba menawarkan produk kain batik yang tidak bermotif tidak seperti kebanyakan berbeda namun berdesain modern atau kontemporer. Desain kontemporer disadur dari segala macam objek hidup yang ada di alam seperti tumbuh-tumbuhan dan binatang sesuai ekspolarasi imaginasi anak didiknya.
Pewarna alami dari kulit manggis [Foto: Firmansyah]Pewarna alami dari kulit manggis [Foto: Firmansyah]Zat pewarna batik yang dipilih pun tidak menggunakan zat kimia namun menggunakan bahan-bahan pewarna yang diolah dari limbah kulit buah-buahan, yang ternyata mampu menghasilkan warna-warna yag indah dan berkarakter. Untuk metode melukisnya masih menggunakan alat-alat tradisional yaitu canting.
Foto: FirmansyahFoto: Firmansyah"Zat pewarna dari alam sudah ada sejak zaman dahulu, baru ketika masa colonial di perkenalkan zat-zat kimia hingga sekarang ini, jadi, kita munculkan kembali kepada kearifan lokal yang pernah, lagipula, penggunaan limbah ini kan ramah lingkungan," tutup Rini.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar