Papertole



Diperkirakan, seni papertole telah ada sejak lebih dari seabad yang lalu. Namun sejauh ini memang agak sulit dilacak secara pasti sejarah awal seni papertole. Laksana seorang putri jelita yang telah tumbuh dewasa dan mampu hidup mandiri, tetapi tak ada orang yang tahu riwayatnya, kapan dan di mana sang putri lahir dan siapa orangtuanya.
Dalam sebuah versi yang lebih mirip Legenda, konon papertole berawal dari seorang ibu tua yang hidup miskin di sebuah sudut kota Eropa. Entah mengapa, suatu hari si ibu tua itu memotong-motong kain bajunya yang bermotif bunga. Potongan potongan kain bermotif bunga yang identik itu lantas ia tempel-tempel dan tumpuk-tumpuk hingga membentuk gambar bunga tiga dimensi. Kemudian datanglah seorang yang melihat dan kagum atas kreasi yang dibuat si ibu tua itu. Akhirnya orang itupun membeli hasil karya itu. Itulah konon karya pertama yang menjadi cikal bakal papertole di dunia.
Di Indonesia sendiri, di beberapa daerah telah tumbuh penggemar seni papertole, seperti di Jakarta, Bogor, Bandung, Surabaya, Bali, Medan dan Balikpapan. Outlet-outlet yang menjual alat-alat dan bahan papertole telah ada di kota kota itu. Telah muncul gejala rumah-rumah pribadi, hotel-hotel, dan apartemen-apartemen di kota-kota besar menghias interior ruangannya dengan beragam kreasi papertole. Siapapun yang ingin berkecimpung dalam bisnis papertole tentunya perlu melihat itu sebagai peluang pasar yang masih terbuka lebar untuk dijelajahi dan diambil peluang ini sebagai bisnis yang dapat meraup uang dalam waktu yang tidak terlalu lama dan tidak terlalu banyak saingannya.
Sebagai sebuah seni terapan, pada dasarnya seni papertole ini sangat mudah dipelajari dan dipraktekkan oleh siapapun, baik lelaki maupun perempuan, dari anak-anak hingga orang dewasa. Yang terpenting adalah kemauan dan kesediaan untuk belajar, dan terus-menerus berlatih mempraktekkannya hingga mahir dan sempurna.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar